Beep!
Pesan singkat dariku rupanya telah terkirim agar kemudian
sekian jumlah inch layar smartphone miliknya menyalakan cahaya beserta
memunculkan kotak dialog pemberitahuan bahwa terdapat pesan baru yang diterima
sehingga menyebabkan bunyi ‘beep!’ tersebut bersuara – bunyi yang sedikit
mengganggu orang-orang di sekitarnya sebab mereka selalu berlagak sebagai pemuja
keheningan yang abadi. Seolah-olah bunyi 'beep!' sepercik di antara keramaian atau kebisingan suasana kota mengganggu kehidupan mereka sehingga mereka bergegas menoleh jika ada seseorang yang menimbulkan bunyi tersebut dari smartphone miliknya.
Beep!
Pada sepuluh menit berikutnya aku kembali menjadi
penyebab smartphone miliknya berbunyi. Sepuluh menit memang menjadi toleransiku
untuk menunggu seseorang membalas pesan yang menurutku, setidaknya menurutku,
penting untuk segera dibalas.
Beep!
Aku merasa mulai tidak enak oleh sebab pesanku sendiri
yang terasa menyerang karena dikirim dalam selang waktu yang relatif singkat. Kamu sedang sibuk, kah? Akan aku coba
kembali pada 30 menit yang akan datang.
Beep!
Chick Corea yang sedang sibuk memainkan improvisasi solo keytar pada bar ke-64 lagu “Got a Match?” dalam laman YouTube tidak
lagi aku simak dan dengarkan. Tidak terdapat sinkronisasi kinerja antara mata,
telinga, dan otak pada tubuhku yang konsentrasinya masing-masing terbagi atas
layar smartphone, lagu “Got a Match?”,
dan bayangan-bayangan bahwa tidak dibalasnya pesanku sebab kamu yang sedang
sibuk berbalas pesan dengan orang lain. Hahaha..
Tidak mungkin, kan? Semoga tidak.
Beep! Beep!
Kali ini smartphone milikku yang menimbulkan bunyi. Bunyi
‘beep!’ sebanyak dua kali setelah 58 menit lamanya tidak bersuara, setelah dua
akun media sosial aku telisik sampai lini masa yang paling lampau untuk
membuktikan dan mendapatkan bukti bahwa kamu sedang aktif di sana, setelah
Chick Corea menyelesaikan permainan musik yang dinamis bersama band hebatnya: Chick Corea Elektric Band, setelah
segelas kopi Toraja yang aku seduh tadi dingin dan tersisa 1/3 gelas, setelah
imajinasiku bermain dan mempermainkan perasaan pada diriku bahwa kamu sedang
berbuat yang tidak aku inginkan, setelah semua itu, menandakan adanya pesan
masuk. “Dari: 3636 – Aktifkan segera paket internet murah blablablablabla...”
Brengsek, 3636.
Ah, mungkin pesan
dariku sudah tidak lagi membuatnya girang sebab waktu dapat terbunuh saat kita
saling bertukar pesan singkat.
Ah, mungkin sudah
ada cara lain untuknya membunuh waktu selain bertukar pesan singkat bersamaku.
Ah, mungkin ada
teman bertukar pesan singkat baru yang menurutnya lebih menarik ketimbang aku.
Ah, mungkin…
Aku menghela nafas panjang.
Aku beranjak dari tempat duduk pada sudut kiri kamarku
yang dihiasi poster besar Albert Einstein yang sedang menjulurkan lidah. Einstein pun sampai meledekku. Aku
matikan laptop yang sedari tadi memainkan video musik pada laman YouTube yang
sengaja aku buka. Aku mengenakan sandal jepit putih milikku untuk melindungi
telapak kakiku dari panasnya aspal pada jam yang sedang menunjukkan pukul
14.02, atau dengan mengenakan sandal jepit yang demikian para pegawai warung
nasi yang akan aku kunjungi dan kemudian aku perintahkan mereka untuk
menghidangkanku sepiring makan siang tidak akan memandangku aneh sebab aku
tidak mengenakan alas kaki. Biar
kutinggal ponselku, sebentar saja kok. Lalu aku menutup dan mengunci pintu
kamarku.
Beep! Beep!
Beep! Beep!
Beep! Beep!
Muhammad Al Ghifari
Februari 2016
No comments:
Post a Comment