“…bahwa sesungguhnya hanya manusia lah satu-satunya makhluk
di dunia ini yang membayar untuk tinggal di bumi…”
Kita mungkin akan tertawa atau bahkan merenung setelah kita
gali tesis ini lebih mendalam. Kalimat ini tentu bukan gurauan belaka,
mengingat apa yang kita lakukan sehari-hari tidak lepas dari sebuah kegiatan
membayar. Membayar. Tidak hanya untuk makan dan membeli segala sesuatu yang
diperlukan untuk bertahan hidup, bahkan untuk membuang sisa-sisa proses
ekskresi dalam tubuh pun kita harus tetap membayar!
Pertanyaannya adalah, mengapa?
Mengapa manusia saling membayar untuk saling memperoleh
keuntungan? Kemudian, kemana kah perginya uang jika semua manusia membayar?
Bukan kah jadinya uang tersebut hanya berputar-putar di satu lingkaran yang
sama dalam siklus yang tetap? Jika demikian, apa gunanya uang?
Beberapa ekstrimis mungkin berpendapat bahwa uang sebagai
simbol dari segala kerja keras kita untuk meraih sesuatu.
Merujuk pada salah satu teori John Maynard Keynes (motif spekulasi) yang
mengatakan bahwa: alasan spekulasi timbul karena adanya keinginan memperoleh
keuntungan berdasarkan ramalan dan penghitungan pada masa yang akan datang.
Logikanya adalah jika manusia saling membagikan kelebihannya masing-masing antara
bidang satu dan yang lainnya, tanpa harus saling membayar, pada akhirnya semua
akan tetap saling menguntungkan.
Dengan begitu semua karya dan karsa yang kita buat menjadi
maksimal mengingat tidak ada kepentingan untuk harus membayar dan dibayar. Seni
akan lebih mudah untuk dinikmati. Tujuan akhir pendidikan menjadi murni untuk
saling memberi manfaat, bukan lagi untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya.
Tidak ada yang
namanya ‘si kaya’ dan ‘si miskin’, tidak ada yang namanya penguasa dan yang
tertindas. Tidak akan ada perang antar negara karena tidak ada kelaparan dan
kemiskinan. Pemerintah dan rakyat masing-masing negara sibuk duduk bersama
merancang tatanan negara mereka supaya maju, tidak ada lagi mosi tidak percaya
karena hal-hal yang berkenaan dengan kekuasaan. Tidak akan ada dendam,
tidak akan ada hutang.
Tidak akan ada keburukan.
Muhammad Al Ghifari
Desember 2013