Monday, March 30, 2015

Jalan yang Lain

Aku ini apatis, katanya
Yang meneriakkan perspektifnya di atas asap tembakau
Yang demi sebuah ToA ia mengunjukkan giginya, yang kuning
Yang tidak aku tahu bahwa ia pun tidak tahu

Ah, aku memang apatis, mungkin
Sebab opiniku tidak menerjang, menantang, menutup ruang
Sebab demokratisasi hanya akal tolol hasil berak berdarah
Sebab begitu pikir aku

Aku musuhmu, katanya
Yang berteriak salah atas kesalahan yang dipandang benar
Yang kuantitas mengalahkan kualitas, berat atas agitasi
Yang dirimu seperti ayam ternak hingga untuk akhirnya dipotong, mati

Ah, aku ini apa sih?
Sebab tidak sedikit jua dalih ini mengerti
Sebab aku akan tidak melirik peduli, atas omong kosong berbungkus angan
Sebab belum kenal aku padanya, Halikuljabbar

Yang aku mengerti, kemanusiaan ada di atas perspektifmu
Sebab perspektifmu mengagungkan babi demokrasi
Yang huru-hara engkau padankan atas perjuangan
Sebab aku engkau musuhi karena di sisi jalan lain


Muhammad Al Ghifari
Maret 2015

Untuk Perempuan yang Belum Sempat Aku Mengenalnya

Dia, yang untuknya kutiupkan segenggam renjana
Agar esok tidak lagi aku berelegi di awal hari
Tidak perlu kuromantisasi secangkir kopi di temaram malam,
Pun angkasa yang sedang berorkestra dengan indahnya

Bukan jemari itu yang bercinta dengan tuts hitam-putih
Sebilah rasa yang siap menerjang, tajam
Yang menggetarkan pilar art-deco pada sebuah bar
Sehingga tertusuk fuad ini sampai sentimentil

Untuk perempuan yang belum sempat aku mengenalnya,
Tidak seharusnya aku jatuh hati



Muhammad Al Ghifari
Maret 2015

Monday, March 16, 2015

Senang-Sendu Rindu

Biarkan aku bermeditasi, malam ini
Aku akan tidak pergi dari atas kursi
Sambil menghakimi semesta, dihujam sunyi
Pergi, oh pergi

Awan bukan tempat berlindungku
Atau di bawah beringin itu, bukan, sayangku
Di sana.. Ya, pengiring senandung senang-sendu
Pergi, oh pergi

Sebab kau tampak tidak hadir, di sini
Sebab kau tidak perlu tampak hadir, di sini
Sebab kau dihadirkan sepi, di sini
Pergi, oh pergi

Tik tok tik tok
Tik tok tik tok
Tik tok tik tok
Pergi, oh pergi

Sebab aku rindu, sayang
Bawalah atma ini
Ke sana, pengiring senandung senang-sendu
Pergi, oh pergi


Muhammad Al Ghifari
Maret 2015

Kuintet Sentimentil

Ini setengah dua malam
Di malam sebelum aku dua puluh satu
Bersahutan dengan dua belas bar blues
Aku ingin terlelap sebelum empat pagi

Tetapi Sang Sembilan puluh Sembilan menyimpan narasi sendiri
Tentang aku di ujung malam Maret tujuh belas
Kiranya aku butuh istirahat agar nol persen lelahku
Aku terhambat, ah delapan enam benakku

Ini aku pada tahun ketiga
Mendesak ilmu di kota busuk kilometer dua puluh satu
Untuk buktikan jika satu ditambah satu bisa jadi tiga atau lima
Dengan bermodal, dengan tingkatkan IPK tiga koma satu

Nanti aku jadi musisi jazz, mainkan harmoni minor tujuh flat lima
Dan/atau jadi guru SMA Negeri satu, dua, tiga, atau berapa lah
Bukan nominal gaji sepuluh seri lebih yang aku cari, bukan berapa pun
Ini tentang mimpi, di tiga per empat langkahku

Mereka tertawa seribu kali kepada mimpi ini
Sepuluh ribu kali kueratkan genggaman atas mimpi ini
Agar ketika sampai waktuku di dua kali satu meter, pada dua puluh tujuh
Tiga milyar dua puluh satu atma akan mengenangku


Muhammad Al Ghifari
Maret 2015